Apa Itu Metakognisi Dibalik Mentri Susi Pudjiastuti


Beberapa saat yang lalu saya membaca artikel tentang Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti, jadi penasaran apa sebenarnya metakognisi?. Hanya tiga kata yang diucapkan akademisi FEUI Rhenald Kasali untuk menilai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. “Sangat cerdas. Jenius,” kata dia beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.(kompas)

Menurut Rhenald, penilaian itu dia berikan menggunakan kacamata "metakognisi". "Selama ini orang hanya melihat dari aspek kognisi. Banyak orang kognisinya jago, tapi tidak memiliki metakognisi,” tutur mentor Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo itu.

Metakognisi, lanjut Rhenald, adalah kecerdasan untuk menggunakan kecerdasan. Saat ini, dia menilai, banyak orang mempunyai kecerdasan, tetapi tidak memiliki kecerdasan untuk menggunakan kecerdasannya itu

Lantas Aapa Itu Metakognisi Dibalik Mentri Susi Pudjiastuti?

Metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Meta kognitif mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang didefinisikan oleh Benjamin Bloom dalam taksonomi Bloom yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, terapan, analisis dan sintetis dan evaluasi. Pada tahun 1991 taksonomi ini direvisi oleh David Krathwohl menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, danmencipta (creating). (wikipedia)

Istilah metakognisi dalam bahasa inggris dinyatakan dengan metacognition, berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta dan kognisi atau cognition. Istilah “meta” berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent, yang merupakan suatu prefik yang digunakan untuk menunjukkan pada suatu abstraksi dari suatu konsep. Sedangkan cognition berasal dari bahasa latin yaitu cognoscere, yang berarti mengetahui (to know) dan mengenal (to recognize). Kognisi disebut juga gejala-gejala pengenalan, merupakan “the act or proses of knowing including both awareness and judgement”, sedangkan kemampuan metakognisi mencakup aspek kognisi (kuntodjojo, 2009: 1).

Konsep metakognisi pertama kali diperkenalkan oleh John Flavell pada tahun 1976 (Malone, 2007: 7). Flavell mendefinisikan metakognisi sebagai pengetahuan tentang objek-objek kognitif, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kognisi. Dikalangan para ahli psikologi timbul perdebatan pada pendefinisian dari istilah metakognisi. Hal ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama di dalam berbagai bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada satu bidang psikologi saja. Namun, pengertian metakognisi yang dikemukakan oleh para peneliti bidang psikologi memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya.

ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi, yaitu faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausahawan kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal.

Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu", menurut Rhenald, adalah fondasi penting bagi pembaruan dan kehidupan yang produktif.

“Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif,”

Jadi bagaimana menurutmu? apakah kamu termasuk metakognisi?

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered by Blogger.